Di masa pandemi Covid-19 ini banyak trend baru yang digemari masyarakat. Seperti olahraga bersepeda, memelihara ikan cupang, dan menghias rumah dengan tanaman hias Janda Bolong. Harga yang melonjak hingga ratusan juta rupiah untuk tanaman ini sanagat mencengangkan karena pada saat sebelum pandemi tanaman ini bukanlah tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang ssetinggi itu.
Pada aplikasi google trend pada 5 tahun terakhir Janda Bolong di internet bahkan memiliki kenaikan yang sangat fantastis mulai mei 2020 dan mencapai puncaknya pada bulan oktober 2020.
Melonjaknya harga yang signifikan tentu dipengaruhi oleh demand dan supply yang menjadi hukum dasar terbentuknya harga pada suatu komoditas. Hal ini disebabkan oleh sebuah persepsi yang dibentuk oleh sekelompok orang yang menganggap tanaman ini memiliki nilai ekonomi ataupun estetika yang sangat tinggi yang sebelumnya persepsi itu tidak pernah beredar pada masyarakat.
Lalu apa peran monkey business dalam Trend Janda Bolong?
Ilustrasinya seperti ini. Suatu ketika ada Tuan A yang datang pada suatu daerah budidaya tanaman Janda Bolong. Anggaplah pada saat itu satu tanaman Janda Bolong memiliki harga 100 ribu rupiah, namun Tuan A menawarkan akan membeli tanaman tersebut seharga 1juta rupiah. Alhasil warga berbondong-bondong menanam tanaman itu agar dibeli oleh Tuan A. Ternyata Tuan A menjual tanaman tersebut pada Tuan B seharga 3 juta rupiah.
Setelah beberapa saat Tuan A mengatakan pada warga akan membeli tanaman itu sebesar 10 juta rupiah, dan tentu saja warga semakin berbondong-bondong untuk menyediakan tanaman tersebut. Tapi kali ini karena demand yang terlalu besar maka supply bibit tanaman Janda Bolong menjadi habis.
Pada kondisi ini muncul lah Tuan B yang telah membeli Tanaman Janda Bolong dari Tuan A dan menawarkan pada para warga untuk membeli tanaman tersebut dengan harga 5 juta. Tentu warga sangat berminat karena mereka bisa menjualnya seharga 10 juta pada Tuan A. Akan tetapi tiba-tiba Tuan A menghilang tanpa membeli tanaman hias tersebut dari warga.
Begitulah ilustrasinya, jadi apakah menurut kamu berinvestasi pada trend semacam ini adalah hal yang tepat? Untuk jangka pendek mungkin sangat menjanjikan, tapi untuk investasi jangka panjang mending kamu piker-pikir lagi ya.
Buat kamu generasi milenial, Apakah kamu merasa perlu untuk memiliki asuransi jiwa? Ternyata sekarang waktunya kamu peduli dengan asuransi jiwa!
SelengkapnyaSebuah survei yang dilakukan oleh GoBankingRates pada bulan Februari 2018 lalu, ditemukan fakta bahwa semakin banyak generasi milenial tidak memiliki tabungan sama sekali. GoBankingRates menemukan bahwa anak muda di AS yang berusia 18-24 tahun memiliki saldo tabungan kurang dari US$1.000 atau hanya sekitar Rp 14,6 juta. Bahkan yang tidak memiliki tabungan sama sekali ada hampir separuh di antara mereka.
SelengkapnyaSemua orang tentu ingin memperoleh kebebasan finansial. Sebagian orang mencapai tujuan itu dengan menjadi pemilik bisnis atau investor. Jenis investasi apa yang bisa dilakukan saat ini?
SelengkapnyaPromo Terbaik!!!
Artikel Terbaru
Siapkan Dana Pendidikan Anak, Begini Cara Mudah Mewujudkannya